
Mari kita kembalai ke topik
awal, jadi seingat saya, memori waktu saya kecil karena saya amat terkenal
dalam keluarga kami sebagai the one who really addicted with television, I mean
the program of course. Setiap televisi pada saat itu bersaing untuk mendapatkan
rating tertiinggi dengan menyuguhkan acara-acara yang berkualitas, seperti
salah satunya berbagai kuis yang seru, cerdas, dan menarik. Sehingga waktu SD,
saya dan teman-teman pun menirukan berbagai kuis layaknya sungguhan, sesuai
dengan pengetahuan kami ataupun persis seperti acara yang ditayangkan. Yang
secara tidak langsung menambah pengetahuan kami tentunya. Dan momen itu sungguh
luar biasa kami rasa hingga sekarang, dimana kami bersyukur sempat menikmati
acara-acara yang berkualitas. Dan tidak ketinggalan berbagai tontonan menarik
untuk anak-anak seusia kami, bukannya menonton sinetron galau versi remaja gaul
atau entah alay seperti sekarang ini. Walaupun kami menonton sinetron orang
dewasa, mereka pun tidak se"lebay" ataupun se"picik"
sinetron saat ini. Jadi kemungkinan remajau galau dan ababil dan bahkan alay
pun tidak ada pada jaman itu. Karena sinetron pun disuguhkan dengan cara
cerdas,menarik, dan pastinya ceritanya tidak monoton seperti sekarang. Anggap
saja kalau dengan melihat judul yang tidak karuan aneh dan jelek di telinga
saya ini bisa saya tebak jaln ceritanya hanya dengan sekali menonton saja.
Kemasan yang cerdas itu bagaimana acara itu tidak monoton ataupun jalan
ceritanya dinamis, membuat emosi penonton naik turun.
Bisa kita lihat,
peggunaan bahasa pada saat itu pun masih baku namun flexible untuk pembicaraan
atau dialog dalam masyarakat secara umum. Sinetron remaja yang sekarang,
membuat para remaja puber semakin labil, karena hanya membahas masalah percintaan dengan tutur bahasa ala anak gaul jakarta. Indonesia saat ini, pastinya mmengalami penurunan dalam pembelajaran dan aplikasi bahasa indonesia. sangat disayangkan hal ini terjadi terhadap generasi penerus bangsa ini. walaupun tidak semua penduduk indonesia mengalami gejolak remaja labil jaman sekarang.
Nah satu hal lain yang amat sangat penting, tentang pembawa acara dalam program televisi, kebanyakan dari kalangan artis maupun selebritis tidak secerdas dan semenarik seperti artis pada era saat saya SD atau awal tahun 2000. dimana banyak artis yang berbobot dan cerdas dalam pembawaannya dalam setiap acra atau program televisi, entah kuis ataupun talkshow. namun nyatanya, pada jaman sekarang penampilan menjadi hal utama dalam pemilihan pembawa acara maupun program-program televisi hampir di semua channel. para artis sekarang bertindak serampangan, ingin mengibur masyarakat melalui komedi-komedi ataupun ejekan yang kesannya menghina satu sama lain. hal tersebut yang bisa dikatakan menjadi tidak mendidik di semua kalangan masyarakat. Masyarakat semakin dibodohi oleh lelucon tanpa arti dan menyakiti sesama makhluk ciptaan Tuhan. bukannya saya menjadi kaku atau tidak bisa mengerti jokes mereka, namun bisa dilihat kalau pada era 2000an kami pun masih bisa di-entertain dengan cara lain yang lebih cerdas. ambil saja contoh dari grup pelawak srimulat, bagito, project p, patrio dan masih banyak lagi. penyampaina lelucon tidak sembarangan dan serampangan. Mereka memberikan kesan dan arti dalam setiap gelak tawa yang dihadirkan. Pernah salah satu komedian srimulat mengatakan kalau sebelum mereka membuat jokes, mereka membaca dan menelaah segala peristiwa dan kejadian yang sedang populer pada saat itu. jadi tidak semena-mena jokes diberikan kepada masyarakat dengan serampangan dan tanpa adat.
Demikianlah opini singkat (namun panjang, hehehe) tentang perubahan jaman yang membuat kita masyarakat indonesia dan generasi penerus menjadi semakin bodoh dan dibodohi oleh hal-hal yang mungkin sepele namun merusak. let's change the world guys! together, yes we can :D
No comments:
Post a Comment