Saturday, 9 February 2013

Puisi tanpa judul

ini pertamanya,,,,,,
aku sampai di titik aman
waktu yang tepat buat aku
menata masa depan ku sendiri

ini pertamanya,,,,,
dan sudah saatnya
aku menemukan sesuatu
yang selama ini cuma mampir
tapi tidak untuk kali ini

karena untuk pertamanya,,,,,
aku mulai memutuskan
dan menimbang segala sesuatunya
demi diriku sendiri

dan karena untuk pertamanya pula
aku diperbolehkan
membawa seseorang yang penting ke dalam hidupku
just like what i've been dreaming before

dan aku mau itu berjalan dengan indah
dan sebaik-baiknya
menjadikan setiap hidupku
lebih berarti
walaupun nanti terluka.....
itu juga nanti
karena aku pun belum merasakannya

seperti apakah nanti jadinya...
hanya waktu yang akan menjawab
lika-liku dan teka-teki
yang ada dalam hidupku


>_<
i love being my self
19-11-09

this is an original note by me, when I was 17 years old and so damn 'galau' hahaha.
Even I did not have a title, just enjoy it :)

Wednesday, 9 January 2013

Television was my world., but now..


Hallo bloggers, am back!! Saat ini saya ingin berbagi dan membahas tentang hal-hal yang menjadi terlupakan oleh beberapa orang dan semakin krusial dan pastinya mempengaruhi orang sekitar bahkan masyarakat Indonesia. Menurut saya masyarakat mengalami penurunan intelegensi dikarenakan pengaruh external maupun internal. Mungkin untuk pengaruh internal tergantung bagaimana cara dan sikap dari lingkungan terkecil atau keluarga mempengaruhi perkembangan diri seseorang. Keluarga menentukan bagaimana dasar pola pemikiran seseorang, contohnya untuk orang yg tinggal di daerah cenderung memiliki pemikiran  yang konservatif. Sehingga segala sesuatu biasanya akan tertata rapi, terorganisir, dan berdasarkan kepercayaan dan toeri yang sudah melekat pada masyarakat itu sendiri. Mereka cenderung untuk menutup perubahan yang ada pada sekitarnya, kenyamanan pada suatu keadaan dan suatu kondisi bisa saja membuat seseorang ataupun  para konservatif enggan untuk mengikuti perubahan yg terjadi. Jadi pada dasarnya faktor internal hanya dasar pembentukan jati diri seseorang saja. Sedangkan faktor external adalah beberapa faktor dari luar yang besar pengaruhnya mungkin bisa merubah pola pikir yang sudah terbentuk. Yang saya amat sangat ingin bahas adalah pengaruh media terhadap pendidikan dan juga perilaku masyarakat. Perbedaan jaman dahulu saya saat SD dengan sekarang terlihat penyimpangan yang amat sangat besar. Terlihat dari berbagai acara televisi yang disuguhkan. Uhm, pada saat ini saya akn terkesan terlalu men-judge media elektronik, khususnya televisi. Karena hal ini memiliki kaitan besar dengan sebagian besar kekesalan atau ketidaksepahaman saya terhadap isi maupun berbagai acara yang disuguhkan. Ini murni dari pandangan saya saja, namun mungkin ada beberapa oihak yang tidak setuju atau mungkin memiliki perbedaan persepsi dengan saya, dan itu monggo saja, kita ini negara demokrasi bukan? Hahaha. Dan tentu untuk yang setuju mungkin bisa menambah pendapat tentang hal ini dari sudut pandang anda sendiri. 
Mari kita kembalai ke topik awal, jadi seingat saya, memori waktu saya kecil karena saya amat terkenal dalam keluarga kami sebagai the one who really addicted with television, I mean the program of course. Setiap televisi pada saat itu bersaing untuk mendapatkan rating tertiinggi dengan menyuguhkan acara-acara yang berkualitas, seperti salah satunya berbagai kuis yang seru, cerdas, dan menarik. Sehingga waktu SD, saya dan teman-teman pun menirukan berbagai kuis layaknya sungguhan, sesuai dengan pengetahuan kami ataupun persis seperti acara yang ditayangkan. Yang secara tidak langsung menambah pengetahuan kami tentunya. Dan momen itu sungguh luar biasa kami rasa hingga sekarang, dimana kami bersyukur sempat menikmati acara-acara yang berkualitas. Dan tidak ketinggalan berbagai tontonan menarik untuk anak-anak seusia kami, bukannya menonton sinetron galau versi remaja gaul atau entah alay seperti sekarang ini. Walaupun kami menonton sinetron orang dewasa, mereka pun tidak se"lebay" ataupun se"picik" sinetron saat ini. Jadi kemungkinan remajau galau dan ababil dan bahkan alay pun tidak ada pada jaman itu. Karena sinetron pun disuguhkan dengan cara cerdas,menarik, dan pastinya ceritanya tidak monoton seperti sekarang. Anggap saja kalau dengan melihat judul yang tidak karuan aneh dan jelek di telinga saya ini bisa saya tebak jaln ceritanya hanya dengan sekali menonton saja. Kemasan yang cerdas itu bagaimana acara itu tidak monoton ataupun jalan ceritanya dinamis, membuat emosi penonton naik turun.
Bisa kita lihat, peggunaan bahasa pada saat itu pun masih baku namun flexible untuk pembicaraan atau dialog dalam masyarakat secara umum. Sinetron remaja yang sekarang, membuat para remaja puber semakin labil, karena hanya membahas masalah percintaan dengan tutur bahasa ala anak gaul jakarta. Indonesia saat ini, pastinya mmengalami penurunan dalam pembelajaran dan aplikasi bahasa indonesia. sangat disayangkan hal ini terjadi terhadap generasi penerus bangsa ini. walaupun tidak semua penduduk indonesia mengalami gejolak remaja labil jaman sekarang. 
Nah satu hal lain yang amat sangat penting, tentang pembawa acara dalam program televisi, kebanyakan dari kalangan artis maupun selebritis tidak secerdas dan semenarik seperti artis pada era saat saya SD atau awal tahun 2000. dimana banyak artis yang berbobot dan cerdas dalam pembawaannya dalam setiap acra atau program televisi, entah kuis ataupun talkshow. namun nyatanya, pada jaman sekarang penampilan menjadi hal utama dalam pemilihan pembawa acara maupun program-program televisi hampir di semua channel. para artis sekarang bertindak serampangan, ingin mengibur masyarakat melalui komedi-komedi ataupun ejekan yang kesannya menghina satu sama lain. hal tersebut yang bisa dikatakan menjadi tidak mendidik di semua kalangan masyarakat. Masyarakat semakin dibodohi oleh lelucon tanpa arti dan menyakiti sesama makhluk ciptaan Tuhan. bukannya saya menjadi kaku atau tidak bisa mengerti jokes mereka, namun bisa dilihat kalau pada era 2000an kami pun masih bisa di-entertain dengan cara lain yang lebih cerdas. ambil saja contoh dari grup pelawak srimulat, bagito, project p, patrio dan masih banyak lagi. penyampaina lelucon tidak sembarangan dan serampangan. Mereka memberikan kesan dan arti dalam setiap gelak tawa yang dihadirkan. Pernah salah satu komedian srimulat mengatakan kalau sebelum mereka membuat jokes, mereka membaca dan menelaah segala peristiwa dan kejadian yang sedang populer pada saat itu. jadi tidak semena-mena jokes diberikan kepada masyarakat dengan serampangan dan tanpa adat. 

Demikianlah opini singkat (namun panjang, hehehe) tentang perubahan jaman yang membuat kita masyarakat indonesia dan generasi penerus menjadi semakin bodoh dan dibodohi oleh hal-hal yang mungkin sepele namun merusak. let's change the world guys! together, yes we can :D